Adanya Kitab Perjanjian Baru Maka Perjanjian Lama Tidak berlaku Lagi?
Pengantar
Dalam tradisi Kekristenan, ada pandangan bahwa Perjanjian Baru (PB) menggantikan Perjanjian Lama (PL) sebagai wahyu dan pedoman utama bagi umat Kristen. Artikel ini akan menjelaskan pandangan tersebut dengan menguraikan argumen teologis dan perspektif sejarah yang mendasarinya.
1. Konsep Penggantian dalam Kekristenan
Konsep bahwa Perjanjian Baru menggantikan Perjanjian Lama sering dikenal sebagai doktrin "penggantian" atau "supersesi." Menurut pandangan ini, hukum dan peraturan yang ada dalam Perjanjian Lama tidak lagi berlaku bagi umat Kristen karena Yesus Kristus telah memperkenalkan sebuah perjanjian baru melalui kematian dan kebangkitannya.
Doktrin ini berakar pada ajaran-ajaran Yesus dan surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru, di mana mereka menyatakan bahwa Yesus membawa sebuah perjanjian baru yang lebih baik dan lebih sempurna.
2. Argumen Teologis untuk Penggantian
Berikut adalah beberapa argumen teologis yang mendukung pandangan bahwa Perjanjian Baru menggantikan Perjanjian Lama:
- Perjanjian Baru sebagai Penyempurnaan: Dalam Injil Matius 5:17, Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat, bukan untuk meniadakannya. Namun, banyak teolog Kristen menginterpretasikan "menggenapi" sebagai membawa pemahaman baru yang lebih dalam tentang hukum dan moralitas, bukan sekadar melanjutkan hukum lama.
- Hukum Baru dalam Kristus: Dalam surat-surat Paulus, terutama dalam Galatia dan Ibrani, Paulus menekankan bahwa umat Kristen tidak lagi terikat oleh hukum Taurat, tetapi hidup menurut hukum kasih dan Roh Kudus. Misalnya, dalam Galatia 3:24-25, Paulus menyatakan bahwa hukum Taurat adalah pengawal sampai kedatangan iman, dan setelah iman datang, kita tidak lagi di bawah pengawal.
- Perubahan dalam Ibadah dan Pengorbanan: Pengorbanan Yesus di kayu salib dianggap sebagai pengorbanan sekali untuk selamanya yang menggantikan sistem pengorbanan hewan dalam Perjanjian Lama. Dalam Ibrani 10:10, penulis menyatakan bahwa melalui pengorbanan tubuh Yesus Kristus, umat Kristen disucikan dan tidak lagi membutuhkan pengorbanan hewan.
3. Perspektif Sejarah dan Kritis
Sementara banyak Kristen menerima pandangan bahwa Perjanjian Baru menggantikan Perjanjian Lama, ada juga perspektif kritis dan sejarah yang menilai hubungan antara keduanya dengan cara yang berbeda:
- Continuity dan Discontinuity: Beberapa teolog berpendapat bahwa ada elemen kontinuitas antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Mereka melihat Perjanjian Baru sebagai pemenuhan dan perpanjangan dari Perjanjian Lama, bukan penggantian total. Ini mencakup pandangan bahwa nilai-nilai moral dan etika Perjanjian Lama tetap relevan bagi umat Kristen.
- Pengaruh Konteks Sejarah: Dalam konteks sejarah, Yesus dan para rasul adalah bagian dari tradisi Yudaisme, dan banyak ajaran mereka berakar pada hukum dan tradisi Yudaisme. Oleh karena itu, beberapa peneliti berargumen bahwa banyak ajaran dalam Perjanjian Baru dipahami dalam konteks hukum dan kebiasaan Perjanjian Lama.
4. Kesimpulan
Pandangan bahwa Perjanjian Baru menggantikan Perjanjian Lama adalah doktrin yang signifikan dalam Kekristenan, mencerminkan perubahan dalam pemahaman tentang hukum, pengorbanan, dan hubungan dengan Tuhan. Namun, penting untuk memahami bahwa berbagai pandangan dan interpretasi dapat mempengaruhi cara orang Kristen memahami hubungan antara kedua perjanjian ini.
Menjelajahi pandangan ini dengan cermat membantu kita menghargai keragaman pemikiran teologis dan interpretatif dalam tradisi Kristen.
Post a Comment for "Adanya Kitab Perjanjian Baru Maka Perjanjian Lama Tidak berlaku Lagi?"